CRITICAL REVIEW
Judul : PENGARUH DISIPLIN, ETOS
KERJA, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PEGAWAI
ADMINISTRATOR PELABUHAN TANJUNG PRIOK
Penulis : Azhar Karim
Sumber :
Puslitbang Perhubungan Laut, Balitbang Perhubungan
Jl.
Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta,
e-mail:
azhar_agi@yahoo.com
Jumlah : 8 Halaman
Oleh : EDI SUCIPTO (P056111803.10EK)
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER DAN BISNIS
INTITUT PERTANIAN BOGOR
I.
PENDAHULUAN
Artikel ini mengangkat judul “Pengaruh
Disiplin, Etos Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship
Behavior Pegawai Administrator Pelabuhan Tanjung Priok”. Penelitian
ini bertujuan untuk mencapai kondisi budaya birokrat good Governance, semangat
kerja yang mengarah pada good citizenship. Artinya, good citizenship dapat
terwujud manakala pegawai memiliki OCB. Jika OCB telah terbentuk pada seluruh
pegawai maka akan lebih mudah bagi pimpinan menempatkan pegawai tersebut pada
karakteristik tugas yang sesuai karena berkaitan dengan efektivitas tugas yang
nantinya akan dicapai. Hal ini diduga akan meningkatkan efektivitas organisasi.
Dengan kata lain, penerapan budaya birokrat
good governance dapat terwujud bila telah terbentuk OCB pada diri
pegawai. Dalam hal ini pembentukan OCB adalah sebagai prasyarat terwujudnya
good governance.
II.
RUMUSAN
MASALAH
Permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Sejauh
mana disiplin kerja berpengaruh terhadap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok
2) Sejauh
mana etos kerja berpengaruh terhadap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok
3) Sejauh
mana budaya organisasi berpengaruh terhadap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok
4) Sejauh
mana disiplin, etos kerja, dan budaya organisasi berpengaruh terhadap OCB
pegawai Adpel Tanjung Priok
III.
TUJUAN
PENELITIAN
Penelitian
ini bertujuan untuk :
1) Mengetahui
pengaruh disiplin kerja terhadap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok
2) Mengetahui
pengaruh etos kerja terhadap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok
3) Mengetahui
pengaruh budaya organisasi terhadap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok
4) Mengetahui
pengaruh disiplin, etos kerja, danbudaya organisasi terhadap OCB pegawai Adpel
Tanjung Priok
IV.
KERANGKA
PEMIKIRAN
Secara garis besar kerangka konseptual
penelitian ini dapat memberikan gambaran bahwa pengaruh disiplin, etos kerja
dan budaya organisasi diidentifikasi memiliki unsur yang mempengaruhi OCB secara
bersama maupun sendiri-sendiri, di luar faktor (variabel) yang tidak menjadi
fokus dalam penelitian ini.
V.
HIPOTESIS
Hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
1) Terdapat
pengaruh disiplin kerja terhadap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok
2) Terdapat
pengaruh etos kerja terhadap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok
3) Terdapat
pengaruh budaya organisasi terhadap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok
4) Terdapat
pengaruh disiplin, etos kerja, dan budaya organisasi terhadap OCB pegawai Adpel
Tanjung Priok
VI.
METODE
PENELITIAN
1) Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Jl.
Padamarang No. 4 Tanjung Priok Jakarta Utara. Adapun waktu yang diperlukan
dalam penelitian selama lima minggu
2) Cara
Pengumpulan Data
a. Instrumen
Penelitian ini menggunakan
instrumen berupa alat ukur yang memanfaatkan
skala Likert untuk mengungkap variabel disiplin, etos kerja, budaya
organisasi, dan OCB.
b. Populasi
Populasi penelitian ini adalah
seluruh pegawai di kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Priok yang berjumlah
610 orang (Bidang Penjagaan dan Penyelamatan 421 orang, Bidang Lalulintas
Angkutan Laut dan Kepelabuhanan 71 orang, Bidang Kelaiklautan Kapal 53 orang,
Bidang Tata Usaha 65 orang).
c. Sampling
Untuk menentukan ukuran sampel,
didasarkan pada tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat ke-salahan 1%, 5%, dan 10%.
VII. HASIL
a. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap
OCB
Disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif
antara disiplin kerja dan OCB sehingga semakin meningkat disiplin kerja pegawai
Administrator Pelabuhan Tanjung Priok,
semakin meningkat pula OCB.
b. Pengaruh Etos Kerja terhadap OCB
Disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif
antara etos kerja dan OCB sehingga semakin meningkat etos kerja pegawai
Administrator Pelabuhan Tanjung Priok,
semakin meningkat pula OCB. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar, A. etos
kerja seseorang erat berkaitan dengan kepribadian, perilaku, dan karakternya.
Setiap orang memiliki internal being yang merumuskan atau membentuk dirinya.
Secara universal ada delapan elemen
internal being yang dimiliki setiap orang, yaitu pola pikir, keyakinan, budaya, kepentingan,
keterlibatan, kinerja, gaya hidup, dan tujuan. Kedelapan elemen tersebut saling
terkait dan mempengaruhi. Dengan demikian, sikap extra-role yang ada dalam etos
kerja akan meningkatkan OCB.
c. Pengaruh Budaya Organisasi
terhadap OCB
Disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang
positif antara budaya organisasi dan OCB. Hal ini disebabkan adanya berbagai
macam kepentingan individu yang secara pribadi mempunyai budaya, mentalitas,
watak, dan kepribadian yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya
sehingga tidak menunjukkan sikap yang asosial dalam bekerja yang menimbulkan
sikap acuh tak acuh serta mementingkan diri sendiri.
d.
Pengaruh Disiplin, Etos Kerja dan Budaya Organisasi terhadap OCB
Disimpulkan bahwa disiplin, etos kerja dan budaya
organisasi memiliki hubungan yang positif terhadap OCB. Semakin tinggi
disiplin, etos kerja, dan budaya organisasi maka semakin tinggi pula OCB. Oleh
karena itu, terkait dengan masalah sikap mental dan pola pikir serta kebiasaan
yang menyertai diri seseorang, di mana etos kerja terkait dengan bagaimana
seseorang memandang pekerjaan sebagai suatu sistem dan rangkaian proses di mana
ia bekerja. Etos kerja merupakan salah satu faktor penting bagi pengembangan
sumber daya manusia. Budaya organisasi merupakan suatu sistem dari kepercayaan
dan nilai-nilai bersama dalam organisasi dan mengarahkan perilaku anggotanya
yang disebarluaskan di dalam organisasi dan dijadikan acuan sebagai filosof
kerja pegawai. Pegawai yang memiliki sikap positif terhadap budaya organisasi
cenderung menyesuaikan diri terhadap situasi sosial (dalam hal ini budaya
organiasi itu sendiri). Jadi pegawai yang memiliki disiplin dan etos kerja yang
tinggi, cenderung memiliki kesadaran dalam menyikapi budaya organisasinya.
CRITICAL
REWIEW TENTANG PENGARUH DISIPLIN, ETOS KERJA, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PEGAWAI ADMINISTRATOR PELABUHAN TANJUNG
PRIOK
1.
Tanggapan
Tanggapan
mengenai jurnal tentang “Pengaruh Disiplin, Etos Kerja Dan Budaya Organisasi
Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pegawai Administrator Pelabuhan
Tanjung Priok” yang telah diteliti oleh Azhar
Karim Bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh disiplin, etos
kerja dan budaya organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pegawai
administrator pelabuhan Tanjung Priok, telah cukup bukti memberikan informasi
yang sangat penting kepada masyarakat. Bahwa pelayanan publik di pelabuhan
Tanjung Priok dewasa ini telah mengalami berbaikan yang signifikan. Hal ini
merupakan jawaban yang cukup penting kepada keraguan masyarakat yang selama ini
yang cenderung mendengar issu bahwa rumitnya birokrasi, money politik
(penyuapan), penyelundupan illegal yang selalu disoroti banyak terjadi di
pelabuhan ternyata hasil penelitian membuktikan tidak ada
penyimpangan-penyimpangan yang tidak diharapkan.
Terbuti
semakin meningkat etos kerja pegawai Administrator Pelabuhan Tanjung Priok, semakin meningkat pula OCB. Sesuai
dengan pendapat Siregar A. (2000), etos kerja seseorang erat berkaitan dengan
kepribadian, perilaku, dan karakternya. dengan delapan elemen internal being yang dimiliki setiap orang,
yaitu pola pikir, keyakinan, budaya,
kepentingan, keterlibatan, kinerja, gaya hidup, dan tujuan. saling terkait dan
mempengaruhi.) Dengan demikian, sikap extra-role yang ada dalam etos kerja akan
meningkatkan OCB.
Namun
hasil dalam penelitian ini kurang adanya sosialisasi dan publikasi ke masyarakat
umum, sehingga anggapan masyarakat yang masih trauma akan perlakuan sebagian
kecil kinerja oknum yang tidak bertanggung jawab membuatnya kecewa, jadi alangkah
baiknya jika dilakukan sosialisasi publik tentang disiplin, etos kerja dan budaya
organisasi terhadap organizational
Citizenship Behavior pegawai administrator pelabuhan Tanjung Priok. Seperti
yang telah disampaikan Nelson (1991), Bahwa Sosialisasi organisasi merupakan
serangkaian aktivitas yang secara substantif berdampak kepada penyesuaian
aktivitas individual dan keberhasilan organisasi, antara lain komitmen,
kepuasan dan kinerja.
2.
Saran
Saran
yang bisa dipertimbangkan bahwa kecenderungan perekonomian seorang karyawan
dalam organisasi memicu untuk berbuat penyelewengan, menurunnya etos kerja,
sehingga munculnya oknum yang meracuni sebuah organisasi, maka perlu
mengarahkan perilaku karyawan dan menurut sudut pandang berdasarkan pada sumber
daya, budaya organisasi.
Seperti
halnya dikemukakan oleh Hang-Yue (2008), bahwa budaya organisasi dapat
meningkatkan kinerja melalui peningkatan moral karyawan dan memotivasi, bersatu
dan membentuk harapan yang sama serta mengarahkan perilaku karyawan dan menurut
sudut pandang berdasarkan pada sumber daya, budaya organisasi merupakan aset
yang berharga, unik dan tidak bisa meniru yang akan memberikan keunggulan
kompetitif dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja.
Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Hasymi (2000), menunjukkan bahwa performance dan
overall performance meningkat secara signifikan, tetapi tidak ada korelasi yang
kuat diantaranya. Perusahaan yang tidak mau berpartisipasi dalam perubahan
mungkin akan didesak untuk ikut serta oleh pesaing atau pelanggan mereka.
Dengan demikian perubahan budaya perusahaan harus mengikuti permintaan konsumen
dan akhirnya meningkatkan kinerja.
Juga
dilakukan oleh Sully (2008), ternyata berdampak positif, maka yang perlu kita
lakukan adalah membentuk budaya organisasi, dikembangkan, diperkuat atau bahkan
diubah, melalui induksi atau sosialisasi, yaitu melalui proses transformasi
budaya organisasi
Berbagai
praktisi menyatakan bahwa memperkuat budaya organisasi dan memastikan karyawan
yang bekerja sesuai dengan budaya organisasi, memberi imbalan sesuai dukungan
yang diberikan. Sosialisasi yang efektif akan menghasilkan kepuasan kerja,
komitmen organisasi, rasa percaya diri pada pekerjaan, mengurangi tekanan serta
kemungkinan keluar dari pekerjaan (Peters, 1997).
Beberapa
hal yang dapat dilakukan organisasi untuk mempertahankan budaya organisasi
adalah menyusun asumsi dasar, menyatakan dan memperkuat nilai yang diinginkan
dan menyosialisasikannya melalui contoh (Hellriegel, 1996).
Seperti
dikemukakan oleh Hang-Yue (2008), Budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja
melalui peningkatan moral karyawan dan memotivasi, bersatu dan membentuk
harapan yang sama serta mengarahkan perilaku karyawan dan menurut sudut pandang
berdasarkan pada sumber daya, budaya organisasi merupakan aset yang berharga,
unik dan tidak bisa meniru yang akan memberikan keunggulan kompetitif dan pada
akhirnya akan meningkatkan kinerja.
Dengan
meningkatnya komitmen individu-individu dalam organisasi untuk bekerja keras
dan mau berkembang, diperkuat atau bahkan diubah, melalui induksi atau
sosialisasi, yaitu melalui proses transformasi budaya organisasi maka akan
dapat meningkatkan kinerja dari organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar